“Hey I just met you, & this is crazy. But here's my archives, so click here maybe?”
Januari 2011
Maret 2011
Desember 2011
Januari 2012
Februari 2012
Maret 2012
April 2012
Mei 2012
Juni 2012
Agustus 2012
Desember 2012
Januari 2013
Februari 2013
Maret 2013
April 2013
Mei 2013
Juni 2013
Juli 2013
Desember 2013
Pengakuan Tania
Sabtu, 25 Agustus 2012 || 17.40
Terasa sakit
sekali saat aku tahu ternyata bukan aku yang terpilih pada seleksi yang
diadakan sekolah untuk menentukan siapa yang akan menjadi perwakilan sekolah
untuk mengikuti olimpiade matematika di Jakarta. Aku sedih sekali. Tania,
dialah yang berhasil menjadi urutan teratas dan terpilih menjadi perwakilan
sekolah. Sedangkan aku menempati urutan kedua. Aku menghampiri Tania dan
mengucapkan selamat, berpura pura turut senang atas keberhasilannya. Bukan,
bukan begitu. Iya, aku senang Tania yang terpilih. Tapi mungkin aku bisa lebih
bahagia jika aku yang terpilih.
Sebenarnya aku
sedikit heran lo, kenapa Tania yang terpilih? Mungkin ini terdengar seperti
menyombongkan diri, tapi faktanya aku lah yang selalu juara 1 dikelas, Tania
bahkan tidak pernah masuk ranking 3 besar.
Padahal aku
sudah berusaha semaksimal mungkin agar terpilih menjadi perwakilan sekolah.
Belajar berdoa. Sampai sampai guru guru di sekolah sudah optimis akulah yang
akan terpilih. Tapi mengapa bukan aku ?
Besok adalah
hari Senin. Hari dimana Tania akan dikirim ke Jakarta. Sungguh rasanya seperti
ditampar. Aku hanya memandang dari jendela kelas. Tania dan guru pendamping
masuk ke dalam mobil sekolah yang melaju menjauh menuju stasiun kereta api.
Bel istirahat
berbunyi. Dengan gontai aku melangkah keluar. Bersandar lemas pada dinding
majalah dinding sekolah. Seorang
karyawan sedang sibuk memasang selebaran pada papan mading. Aku penasaran
dengan selebaran itu. Ternyata selebaran itu berisi tentang lomba matematika di
seluruh Asean. Waah, aku ingin sekali mengikuti
lomba itu. Tak lama, bel masuk pun berbunyi. Aku segera bergegas menuju ke
kelas
Setelah pulang
sekolah, aku dipanggil kepala sekolahku. Beliau berkata bahwa aku dimintanya
menjadi perwakilan sekolah tanpa tes. Karena lomba matematika se asean itu akan
dimulai besok lusa, maka sekolah tidak mungkin mengadakan tes lagi untuk menyeleksi
siswa. Pasti akan memakan waktu yang lama. Sedangkan Tania masih mengikuti
olimpiade di Jakarta dan baru akan pulang 3 hari lagi. Jadi sekolah memutuskan
akulah yang akan mewakili sekolah dalam lomba matematika se asean. Aku senang
sekali !
Hari ini aku
dikirim ke Bangkok, Hongkong. Tentu saja naik pesawat bersama guru yang
mendampingiku dalam lomba ini.
Di Bangkok,
kujalani tahap dari tahap lomba ini dengan keyakinan dan sungguh sungguh. Dan
Alhamdulillah aku menang! Aku mendapat medali dan sertifikat. Aku bangga
sekali. Setelah lomba usai aku berfoto dengan peserta dari negara negara Asean
lainnya. Esoknya aku pulang ke Bogor. Benar benar menyenangkan!
Hari ini
upacara bendera. Seluruh anggota sekolah menjalani dengan hikmat dan sungguh
sungguh. Setelah upacara usai. Kepala sekolah meminta waktu sedikit untuk
memberikan pengumuman. Beliau mengumumkan tentang lomba matematika antar negara
Asean tersebut. Aku pun dipanggil maju. Aku malu sekali saat itu. Didepan
seluruh siswa, Ibu kepala sekolah mengucapkan selamat. Aku bersalaman dengan
beliau. Semua pun bertepuk tangan.
Setelah
pengumuman selesai. Aku dan teman temanku masuk kelas, termasuk Tania. Tiba –
tiba ia menghampiriku dan berkata “Kyla, selamat ya atas kemenangannya. Maaf
La, sebenernya waktu tes pemilihan perwakilan sekolah lalu aku gak jujur. Aku
pingin banget ikut olimpiade itu, sampek sampek aku berlaku gak jujur. Dan aku
gak menang di olimpiade kemarin. Aku kira dengan curang aku bisa bahagia,
ternyata enggak. Maafin aku ya La. “ saat mendengar itu aku terdiam berusaha
bersabar dan memaafkan. “Iya, gak papa kok Tan. Tapi lain kali kamu jangan ga jujur gini lagi ya Tan?” Jawabku tersenyum sambil
merangkul Tania. "Iya, La" Tania tersenyum. Kami pun masuk ke kelas.
tugas bahasa indonesia - cerpen